Thursday, January 24, 2008

bukan jumlah rupiahnya tapi kemudahannya

Bukan Jumlah Rupiahnya, Tetapi Kemudahannya

Ada salah satu orang yang bertanya kepada saya, mengenai konsep supermarket BannerStore Tiens, terkait dengan pembicaraan member Tianshi yang banyak mengungkapkan segi rupiah yang bisa diperoleh dari supermarket ini. Pertanyaan beliau adalah: “Pak Eep, bagaimana mungkin kita akan dapat menghasilkan nilai rupiah yang cukup signifikan dari masuknya point karena ada member kita belanja produk non Tianshi di supermarket Tianshi? Contohnya adalah produk susu bayi yang katanya supermarket umum saja hanya mendapat margin sekitar 1%. Nah kalau 1% ini kemudian dibagi-bagikan kepada para member Tianshi berdasarkan level peringkat mereka, apakah nilainya masih menarik?”

“Contoh lainnya adalah voucher pulsa. Lah margin pulsa ini juga kan tidak terlalu besar, lalu apa masih menarik minat supaya orang mau join Tianshi?”, demikian pertanyaan beliau.

Memang banyak member Tianshi (termasuk saya) yang kadang tanpa berpikir panjang promosi ke calon member mengenai keuntungan yang akan diperoleh berlipat-lipat kalau konsep supermarket ini sudah berjalan. Lupa bahwa komoditi yang dijual di supermarket tidak semuanya produk Tianshi, yang tentu saja akan ada komponen biaya lainnya sama dengan jalur distribusi biasa.

Betul, untuk produk tertentu, misalnya produk non Tianshi, Tianshi menerapkan konsep BV yang belum tentu sama dengan harga barangnya. Misalnya harga produk = Rp 10.000,00, bisa jadi yang dihitung menjadi point adalah hanya Rp 1.000,00. Beda dengan produk Tianshi semacam Coryceps, harga produk hampir sama dengan perhitungan BV. Nah, pembagian bonus ini perhitungannya menggunakan BV. Jadi kalau BV produknya hanya 10% dari harga jual produk, ya kita tidak bisa terlalu berharap dapat bonus sebesar kalau kita jual produk utama Tianshi. Bayangkan, kalau BV susu bayi hanya 1%, lalu dibagikan kepada member Tianshi berdasarkan peringkatnya, tentu nilainya sangat kecil.

Nah dalam hal ini, saya memberikan jawaban kepada orang yang bertanya tersebut, konsep awal Tianshi mendirikan supermarket BannerStore adalah tidak melulu kepada jumlah keuntungan yang akan diperoleh member Tianshi. Tetapi menurut saya adalah lebih kepada citra dan kemudahan. Selama ini orang menganggap remeh MLM karena tempat belanjanya (stockist) dirasa kurang bonafid dan representatif. Mr. Li sangat jeli melihat peluang ini. Salah satu statement Mr. Li yang sempat saya ingat adalah: “Tiens sudah memikirkan satu konsep berbelanja yang baik sekali, yaitu member tidak hanya membeli produk-produk Tianshi, tetapi juga semua kebutuhan yang setiap hari kita pakai. Jadi nantinya, anak-anak, ibu, bapak, kakek, nenek, semua bisa mendapatkan kebutuhannya di store kami. Dengan satu langkah pergi ke store Tiens, anda dapat membeli kebutuhan Anda sehari-hari.”

Tentu saja, ada keuntungan yang akan dibagikan dari setiap belanjaan kita dan member di jaringan kita. Namun sekali lagi, tentu jumlahnya tidak akan terlalu signifikan dibandingkan dengan produk yang BV-nya 100%.

Lalu kalau memang jumlah rupiahnya tidak signifikan, untuk apa dibuatkan konsep supermarket Tianshi, atau mengapa Tianshi memasukan produk-produk perusahaan lain dalam jaringan pemasarannya?

Saya pribadi melihat ada beberapa keuntungan dari konsep ini:

1. Member Tianshi diberikan fasilitas tambahan, berupa kemudahan dalam berbelanja. Ketika kita membutuhkan produk Tianshi, maka sekaligus kita bisa menghemat waktu untuk membeli kebutuhan lainnya, tanpa harus berpindah tempat belanja.

2. Dengan tempat belanja yang nyaman, modern, tentu akan membuat siapa pun mau berbelanja di supermarket Tianshi, bukan di stockist yang luasnya terbatas. Belum lagi ada saja kasus dimana ada stockist yang tidak bertanggung jawab dengan pembelanjaan member dan menyalahgunakan wewenangnya (catat: hanya sebagian kecil saja kejadiannya)

3. Dengan tempat belanja yang modern, apalagi jika jumlahnya sudah seperti konsep Alfamart atau Indomaret yang bisa terdapat di pojok-pojok kota, maka ini menjadi semacam promosi dan daya tarik sendiri. Harusnya member Tianshi yang aktif mendapat tambahan sarana promosi dalam menarik minat calon member baru.

4. Kalau jumlah supermarketnya semakin banyak dan menyebar di pelosok kota, maka akan terbuka peluang repeat order untuk produk-produk Tianshi lebih banyak lagi. Selama ini, member pasif atau distributor kategori pemakai, seringkali tidak lagi menggunakan produk Tianshi karena merasa repot harus pergi jauh ke stockist yang kadang tempatnya bukan di lokasi yang strategis. Jadi distributor aktif akan berkurang kerepotannya melayani pelanggan/distributor Cat-B ini. Kita tinggal mengingatkan saja, atau cek apakah produk suplemen Tianshinya masih ada atau sudah habis, sekaligus kita promosikan silakan untuk membeli produk suplement Tianshi di supermarket Tianshi terdekat, “Tempatnya nyaman lo pak, sekalian kalau bapak mau beli gula kopi atau margarin juga ada pak.” Nah, siapa tahu, member yang pasif pun kembali aktif. :D

Pertanyaan saya kemudian adalah: kapan ya konsep supermarket/minimarket Tianshi ala Alfamart ini segera terwujud di kota-kota lain di Indonesia?

No comments: